Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi
Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENULIS
TEKS PUISI DENGAN
MEMPERHATIKAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUN
PUISI
Disusun oleh :
Mugiarti
BAHASA INDONESIA
Pendahuluan
Salah satu tujuan mata pelajaran bahasa
Indonesia di dalam
kurikulum 2013 revisi
adalah agar peserta
didik menjadi insan yang memiliki kemampuan berbahasa dan bersastra.
Dalam kemampuan berbahasa dan bersastra
digunakan untuk menggali,
mengembangkan ilmu pengetahuan serta menerapkannya secara
kreatif dalam kehidupan
sosial. Kemampuan berbahasa dan bersastra diwujudkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran
bahasa dan sastra tidak dapat dipisahkan. Sejalan dengan pendapat Jamaluddin (2003:35) “Dalam konteks
pendidikan di Indonesia, antara pembelajaran
bahasa dan sastra tidak dapat terpisahkan.” Pendapat Jamaluddin tersebut
mengisyaratkan bahwa peserta
didik harus memiliki
kemampuan berbahasa dan bersastra. Oleh karena itu peserta didik harus diarahkan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan berbahasa secara kreatif. Sekaligus mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, serta meningkatkan pengetahuan.
Dalam pembelajaran sastra, guru memperkenalkan karya
sastra kepada peserta didik sebagai bentuk
seni yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa sebagai medianya. Guru
mengarahkan pemahaman karya sastra
untuk memahami isi dari teks sastra. Peserta didik harus mampu memahami isi
dari teks sastra, agar tidak
terjadi kesalahan dalam menafsirkan isi dari teks sastra yang dibacanya. Salah
satu teks sastra yang diajarkan di
sekolah menengah atas adalah teks puisi. Sebagai karya sastra, puisi mempunyai
berbagai manfaat. Salah satunya melalui puisi, peserta didik akan belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaanya.
Salah satu teks yang harus dipelajari di kelas VIII yaitu
teks puisi. Pembelajaran teks puisi sering kali terjadi sebuah permasalahan, seperti kurangnya minat peserta didik dalam mempelajari teks puisi. Permasalahan itu berdasarkan hasil
wawancara dengan salah seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Banjar Agung yaitu Yuniati, S.Pd. Beliau mengungkapkan bahwa minat peserta
didik dalam mempelajari teks puisi masih kurang.
Penyebabnya karena peserta didik menganggap unsur di dalam teks puisi itu kompleks dengan
mempelajari unsur fisik dan batin puisi,
sehingga sebelum mempelajarinya sudah berpikiran bahwa teks puisi
merupakan materi yang sulit untuk
dipahami. Selain dari keaktifan peserta
didik masih kurang, pendidik
juga belum maksimal dalam mengekplor pemberalajan yang bervariatif, pendidik belum memanfaatkan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, pembelajaran masih berpusat pada guru.
Permasalahan lain yang perlu diperhatikan bahwa peserta
didik juga menganggap mata pelajaran Bahasa
Indonesia merupakan pelajaran yang membosankan, sehingga berpengaruh dengan
minat peserta didik kurang yang
membuat kesulitan dalam memahami pembelajaran serta membuat peserta didik tidak begitu serius dalam mempelajari Bahasa Indonesia. Permasalahan tersebut bisa semakin rumit apabila dalam proses
pembelajaran tidak mencoba hal yang baru untuk digunakan. Karena dengan
beberapa permasalahan yang terjadi
dapat membuat peserta didik akan semakin sulit dalam memahami materi teks
puisi, dan dapat membuat minat serta
motivasi peserta didik berkurang.
Hal baru yang harus dicoba untuk menyikapi permasalahan
yang terjadi adalah penggunaan model pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran memiliki pengaruh terhadap kemampuan peserta
didik dalam mempelajari materi.
Namun, pemilihan model pembelajaran tetap perlu diperhatikan. Hal tersebut didasari dari pernyataan Rusman
(2014:133-134) bahwa terdapat pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran yaitu pertimbangan terhadap
tujuan yang ingin dicapai, lalu berhubungan dengan bahan dan materi pembelajaran dalam penelitian ini
adalah teks puisi, pertimbangan yang dilihat dari sudut peserta didik, dan pertimbangan lain yang bersifat nonteknis. Media pembelajaran yang kurang
inovatif akan menyulitkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran (Debeturu & Wijayaningsih, 2019; Ningsih & Mahyuddin
2021). Hal inilah yang menyebabkan media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam pembelajaran.
Kurangnya motivasi dan semangat belajar anak akan berdampak pada rendahnya
tingkat kemampuan anak (Mulyani et
al., 2020; Nasution et al., 2020, Pebriana 2017). Hal ini juga akan berdampak pada rendahnya hasil belajar anak (Koedoes et al., 2020; Triutami et al., 2014). Maka guru harus memperhatikan model dan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran agar anak dimudahkan dalam belajar.
Adapun tantangan yang dihadapi oleh guru pada saat
melaksanakan praktik pembelajaran adalah guru
harus bisa menggunaan media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami
oleh peserta didik, penggunaan
model dan metode yang tepat sesuai dengan materi yang akan dipelajari.
Keterbatasan waktu yang dimiliki guru
dalam mempersiapkan rencana pembelajaran yang inovatif dan juga kreatif. Masih
ada peserta didik yang kurang aktif
dalam diskusi dan masih ada peserta didik yang kurang percaya diri dalam malakukan persentasi. Itulah tantangan
yang dialami guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini yang terlibat untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut adalah pendidik,
peserta didik, rekan sejawat.
Pembahasan
Dari beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi
guru dalam mencapai tujuan pembelajaran pada
saat proses pembelajaran terdapat langkah–angkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik guru juga dapat menggunakan metode dan model
pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan materi, menggunakan media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami
oleh peserta didik. Selain itu, guru juga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
disesuaikan dengan sintak model pembelajaran yang dirancang oleh pendidik dalam RPP. Hal yang penting juga
guru dapat meningkatkan giat belajar peserta didik dengan menumbuhkan motivasi peserta didik dan
menyajikan materi melalui video dan PPT yang menyenangkan dan menarik bagi paserta didik.
Untuk membuat pembelajaran agar lebih menarik guru
menggunakan model pembelajaran yang cocok dengan
materi yang diajarkan. Model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) adalah salah satu model yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan merancang sebuah proyek yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan yang kompleks berdasarkan pada proyek yang hendak
dicapai, dan menuntut peserta didik untuk merancang sebuah proyek. Zaman
sekarang ini sumber belajar tidak
hanya dari guru atau buku, tetapi juga dari lingkungan sekitar dan teknologi.
Pembelajaran berbasis proyek
diharapkan dapat menjadi solusi agar siswa dapat menikmati dan mendukung proses
minat dan ketrampilan dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran berbasis proyek dapat menjadi model untuk memaksimalkan proses pembelajaran pada umumnya karena siswa menikmati setiap proses belajarnya sehingga akan menumbuhkan minat siswa dalam
sebuah pembelajaran.
Dalam menggunakan model pembelajaran
tentunya guru juga harus menggunakan strategi yang dapat digunakan guru dalam hal ini adalah:
1. Memilih untuk menggunakan model pembelajaran PjBL sedangkan untuk metodenya berupa tanya jawab,
diskusi, presentasi, dan penugasan.
2.
Strategi yang digunakan oleh pendidik yaitu dengan memilih
pembelajan yang mudah dipahami oleh peserta didik dengan memanfaatkan teknologi, video youtube yang sesuai
dengan materi yang
ditayangkan dalam bentuk powerpoint.
3.
melakukan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
dan berpusat pada peserta didik. Tahapan- tahapan
kegiatan tersebut telah disesuaikan dengan sintaks model pembelajaran yang
dipilih dan dirancang oleh pendidik dalam RPP.
4. LKPD,
instrumen penilaian ,media pembelajaran sabagai alat yang dapat membantu
peserta didik dalam memahami
materi.
Proses kegiatan pembelajaran pada praktik ini adalah
dengan guru memahami sintaks model apakah sesuai
dengan indikator, tujuan pembelajaran, juga materi yang akan dipelajari oleh
peserta didik. Guru mencari video yang relevan
dengan materi yang dipelajarai oleh peserta didik, merencang
kegiatan pembelajaran dalam RPP
sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih, membimbing peserta
didik selama proses pembelajaran dan dalam menyelesikan LKPD baik secara individu maupun kelompok, melakukan evaluasi dan repleksi dalam kegiatan pembelajaran.
Adapun pihak yang terlibat pada pelaksaan pembelajaran ini ada pendidik yang menjadi fasilitator, peserta didik sebagai subjek proses pembelajaran serta dosen dan guru pamong sebagai
pembimbing pelaksana pembelajaran yang terakhir rekan sejawat yang telah membantu dalam kelancaran proses
pembelajaran.
Dari seluruh proses
pembelajaran yang telah dilakukan adapun
respon orang lain yang terkait
dengan strategi yang
dilakukan dari teman sejawat, secara keseluruhan sudah dapat mengkondisikan
kelas dengan baik dan menjadikan
peserta didik dapat terlibat secara aktif. Peserta didik merasa senang dengan
proses pembelajaran yang berlangsung karena mereka dapat terlibat secara aktif dan kegiatannya menarik,
menyenangkan, serta mudah dipahami. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
kegiatan refleksi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembelajaran yang saya lakukan
di kelas dengan mengunakan model pembelajaran
PjBL dengan metode yang bervariasi
tanya jawab, diskusi, presentasi, dan penugasan dan menggunakan madia PPT dan Video. Mempunyai dampak bagi peserta
didik Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TPACK dalam bentuk video yang ditampilkan dalam slide powerpoint memudahkan peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi,
lebih bersemangat dan tidak cepat bosan. Sehingga
keaktifan dan kemampuan
berpikir analisis peserta didik dapat ditingkatkan.
Mempunyai hasil efektif peserta didik lebih bersemangat, lebih berani dalam
menyampaikan pendapat selama kegiatan
dikusi dalam pembelajaran. Terlihat dari hasil dari pembelajaran peserta didik sesudah melakukan kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) sangat membantu mengatasi
masalah yang ada.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan dari penguasaan guru terhadap model dan metode pembelajaran, media pembelajaran dan langkah langkah pelaksanaan dalam rancangan RPP yang telah dibuat. Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah dilakukan oleh guru yakni dapat menjadikan guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan indikator materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Daftar Pustaka
Kosasih, E. 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim Penyusun. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia
V. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kemdikbud RI.
Anasya, Salsabella Wawa (2023)
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DI SMP. S2 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JP-BSI/article/view/92
0 Komentar